Hiraukan Ekonomi AS yang Letoi Kembali, Bitcoin dkk Lanjut Nanjak

Hiraukan Ekonomi AS yang Letoi Kembali, Bitcoin dkk Lanjut Nanjak

Harga kripto penting kembali kuat di perdagangan Jumat (29/7/2022), di mana investor condong melewatkan info kurang menceriakan dari ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kembali melamban di kwartal ke-2  tahun 2022.
Merilis data dari CoinMarketCap di waktu 09:15 WIB, Bitcoin melejit 4,89% ke harga US$ 23.869,93/coin atau sama dengan 354.468.461/coin (kesimpulan kurs Rp 14.850/US$). Sedang Ethereum naik 6,47% ke US$ 1.716,77/coin atau Rp 25.494.035/coin.

Sedang beberapa coin digital (token) preferensi (alternate koin/altcoin) seperti Solana melejit 10,32% ke US$ 43,2/coin (Rp 641.520/koin), Dogecoin melonjak 5,19% ke US$ 0,06944/coin (Rp 1.031/koin), dan XRP terapresiasi 4,42% ke US$ 0,3716/coin (Rp 5.518/coin).

Bitcoin kembali kuat ke kira-kira harga US$ 23.000 di perdagangan ini hari. Juga Bitcoin telah dekati kira-kira harga US$ 24.000.

Pemantapan Bitcoin dan kripto yang lain berlangsung meskipun ekonomi di AS di kwartal ke-2  tahun ini kembali melamban.

Gak cuman di pasar saham saja, investor di kripto pula condong melewatkan info kurang menceriakan dalam dua hari paling akhir, ialah peningkatan suku bunga bank kunci AS (Federasi Reserve/The Fed) dan ekonomi AS yang kembali melamban di kwartal II-2022.

Baca: Bitcoin Dapat Jatuh Ke US$ 1.100, Apakah benar?

Di Kamis malam waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis memberitahukan pembacaan awal mula kepada ekonomi Negeri Paman Sam memberikan tersedianya kontraksi alias perkembangan negatif 0,9% di kwartal II-2022 ketimbang kwartal awal kalinya (quarter-to-quarter/qtq).

Di kwartal I-2022, Produk Dalam negeri Bruto (PDB) AS pula terkontraksi 1,6% (qtq).

Waktu ekonomi satu negara mengenyam kontraksi kuartalan dalam dua kwartal berturutan, itu dimaksud dengan kelesuan teknikal. Dengan begitu, Negeri Adi-kuasa saat ini telah sah masuk ke ‘jurang’ kelesuan.

Sedang di Kamis pagi buta waktu Indonesia, The Fed menetapkan untuk tingkatkan kembali suku bunga panutan (Federasi Funds Rate/FFR) senilai 75 pangkal point (bp) jadi 2,25% sampai 2,5%.

Masalah ini sama dengan prakiraan beberapa pelaksana pasar yang memperhitungkan The Fed dapat tingkatkan suku bunganya senilai 75 bp di bulan ini.

Awal kalinya, investor masih waswas jika usaha berkepanjangan The Fed untuk turunkan inflasi bisa menggerakkan ekonomi ke jurang kelesuan, atau bahkan bisa juga telah ada dalam kelesuan.

Tapi, keresahan itu berhenti sehabis Ketua The Fed, Jerome Powell memberikan isyarat jika pergerakan peningkatan suku bunga mungkin melamban.

Saat itu di pasar obligasi pemerintahan AS (US Treasury), imbal hasil (yield) 10-year US Treasury menurun menjadi 2,68%, dari mula-mula 2,731% di Rabu saat lalu. Sedang untuk yield 2-year notes menurun menjadi 2,874% dari 2,968%.

Meskipun ke-2 nya alami pengurangan yield, akan tetapi antipoda yield masih berlangsung di antara Treasury tenor dua tahun dengan sepuluh tahun.

Kayaknya, investor di asset terdapat resiko memanglah mulai ‘move on’ dari keresahannya dan kembali mengincar asset terdapat resiko, lantaran mereka condong ‘bosan’ untuk tetap merisaukan situasi makroekonomi.

Tidak hanya itu, mereka yang seolah tak perduli kepada sentimen negatif dari The Fed dan ekonomi AS pula ditolong oleh laporan accounting perusahaan yang tak seburuk yang dicemaskan investor, memberikan jika inflasi yang naik dan sinyal tanda perubahan ekonomi yang letoi tidak memberatkan neraca perusahaan.